Model 9: Gaya Round Robin
Minggu ini saya sudah belajar menerapkan Pendekatan IA dengan menggunakan Tahapan BAGJA untuk memprakarsai perubahan. Saya sudah menguasai cara menerapkan BAGJA untuk mewujudkan visi sebab bacaan dan video yang tersedia di LMS mengenai materi itu sudah sangat rinci, jelas, dan mudah dipahami. Begitu juga dengan elaborasi pemahaman oleh instruktur melalui virtual meeting. Penjelasan beliau dalam penerapan Pendekatan IA ini sungguh mudah dipahami dan benar benar mudah diaplikasikan untuk mewujudkan visi menggunakan Tahapan BAGJA.
Yang belum saya kuasai adalah strategi mengembangkan pembelajaran yang dapat mendorong kemandirian anak dalam belajar di sekolah dan di rumah sesuai dengan visi saya. Untuk itu, saya akan mencoba mencari informasi di berbagai sumber terkait strategi tersebut, termasuk melakukan diskusi dengan rekan guru di sekolah.
Sebelum mengikuti elaborasi pemahaman oleh instruktur, jujur, banyak hal yang masih membingungkan bagi saya. Hal yang masih membingungkan bagi saya adalah apakah dalam mewujudkan visi kita itu, semua kekuatan yang saya jabarkan di pemetaan kekuatan harus dilibatkan dalam pelaksanaannya, apakah perubahan itu harus berdampak ke sekolah secara luas, dengan kata lain apakah semua warga sekolah harus merasakan perubahan yang kita lakukan. Saya bingung karena saat pemetaan kekuatan, diminta untuk memetakan kekuatan yang ada sehingga saya memetakan kekuatan sebanyak-banyaknya. Sampai-sampai saya merasa stress membayangkan cara saya untuk mewujudkan visi saya itu. Namun, setelah saya mengikuti elaborasi pemahaman, prakarsa perubahan itu ternyata boleh sederhana asalkan merujuk ke perwujudan Profil Pelajar Pancasila. Perubahan itu boleh terjadi di kelas kita, tidak harus dalam skala sekolah, walaupun pada akhirnya perubahan itu kita harapkan trerjadi dalam sekolah secara keseluruhan. Tentu semua itu butuh proses dan tahapan. Kini, saya tidak merasa bingung lagi. Bahkan saya merasa bahagia untuk mewujudkan visi saya ini.
No comments:
Post a Comment