Saya sudah menggambarkan impian saya sedemikian tentang murid di sekolah saya nantinya, tanpa berpikir panjang bagaimana cara mewujudkannya. Saya cukup berani membuat mimpi sebesar itu, sebab tidak mudah mewujudkannya. Setelah saya mendapat informasi dari bacaan dan video tentang Visi: Mengelola Perubahan Positif, saya mendapat rasa percaya diri untuk mampu mewujudkannya meski harus ada perubahan yang mendasar dan upaya yang konsisten untuk mewujudkannya. Tentu semua ini butuh waktu dan tahapan. Namun, dengan memiliki visi, maka perubahan yang ingin saya wujudkan dan upaya yang akan saya lakukan menjadi sangat jelas.
Untuk memastikan terjadinya perubahan secara mendasar, saya harus paham dulu budaya sekolah selama ini, yaitu kebiasaan-kebiasaan yang selama ini dilakukan di sekolah, dapat berupa sikap, perbuatan, dan segala bentuk kegiatan yang dilakukan warga sekolah.
Tidak mudah mewujudkan perubahan
ini, namun bukan tidak mungkin. Diperlukan partisipasi dari semua warga sekolah.
Warga sekolah haruslah menjadi orang-orang yang bersedia melawan arus naif
tentang inovasi dan terbuka terhadap kenyataan yang bersifat manusiawi. Namun,
hal itu membutuhkan waktu dan bersifat bertahap. Oleh karena itu, saya harus
terus berlatih mengelola diri sendiri sambil terus berupaya menggerakkan orang
lain untuk menjalani proses perubahan ini bersama-sama dengan niatan belajar
yang tulus demi mewujudkan visi sekolah.
Untuk dapat mewujudkan visi
sekolah dan melakukan proses perubahan, maka perlu sebuah pendekatan atau
paradigma. Pendekatan ini dipakai sebagai alat untuk mencapai tujuan, yaitu visi
yang sudah dibuat. Inkuiri Apresiatif (IA) dikenal sebagai pendekatan manajemen
perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan. Pendekatan IA dapat membantu
membebaskan potensi inovatif dan kreativitas, serta menyatukan orang dengan
cara berusaha fokus pada kekuatan yang dimiliki setiap anggota dan menyatukannya
untuk menghasilkan kekuatan tertinggi. Pendekatan IA percaya setiap orang
memiliki inti positif untuk berkonstribusi pada keberhasilan tujuan.
Di sekolah, pendekatan IA dapat
dimulai dengan mengidentifikasi hal baik apa yang telah ada di sekolah, keberhasilan
yang telah dicapai dan kekuatan yang dimiliki, kemudian mencari cara bagaimana
hal tersebut dapat dipertahankan, dan memunculkan strategi untuk mewujudkan
perubahan ke arah lebih baik. Berpijak dari hal positif yang telah ada, sekolah
kemudian menyelaraskan kekuatan tersebut dengan visi sekolah dan visi setiap
warga sekolah. Jika sekolah lebih banyak membangun sisi positif yang
dimilikinya, fokus pada penyelarasan kekuatannya, maka kekuatan sumber daya
manusia dalam sekolah tersebut dipastikan akan meningkat dan kemudian sekolah
akan berkembang secara berkelanjutan.
Perubahan yang positif di sekolah
akan terjadi jika pertanyaan yang diajukan membangun suasana psikologis seperti:
Hal-hal baik apa yang pernah dicapai murid di kelas? Apa hal menarik yang dapat
dipetik pelajarannya dari setiap guru di kelas? Bagaimana mengembangkan praktik
baik setiap guru untuk dipertahankan sebagai budaya sekolah?
Untuk mewujudkan perubahan sesuai
dengan visi yang diimpikan, diperlukan Langkah-langkah penerapan pendekatan IA
tersebut, tahapan itu disebut atau disingkat dengan BAGJA.
B = Buat Pertanyaan Utama: merumuskan pertanyaan sebagai penentu arah penelusuran terkait perubahan apa yang diinginkan atau diimpikan.
- Bagaimana meningkatkan pencapaian murid?
- Bagaimana membiasakan penumbuhan karakter pada diri siswa?
- Bagaimana meningkatkan keterlibatan murid dengan cara dan ragam berbeda?
A = Ambil Pelajaran: mengumpulkan
berbagai pengalaman positif yang telah dicapai di sekolah dan pelajaran apa
yang dapat diambil dari hal-hal positif tersebut.
- Apa kontribusi yang telah dilakukan dan berjalan dengan baik?
- Kebijakan apa yang selama ini mendukung?
- Siapa saja yang selama ini terlibat/dilibatkan untuk mendukung?
- Kekuatan atau keahlian apa yang telah kita gunakan selama ini untuk membantu?
- Hal-hal baik apa yang pernah dicapai murid di kelas?
- Apa hal menarik yang dapat dipetik pelajarannya dari setiap guru di kelas?
- Bagaimana mengembangkan praktik baik setiap guru untuk dipertahankan sebagai budaya sekolah?
G = Gali Mimpi: menyusun narasi
tentang kondisi ideal apa yang diimpikan dan diharapkan terjadi di sekolah.
Disinilah visi benar-benar dirumuskan dengan jelas.
- Seperti apa orang yang terlibat di dalamnya terlihat, bertindak, berpikir dan merasa?
- Bagaimana penampakan lingkungannya secara fisik?
- Apakah kebiasaaan-kebiasaan ybaru yang kita bayangkan akan terjadi?
- Sumberdaya apa yang kita bayangkan akan tersedia?
J = Jabarkan Rencana: merumuskan
rencana tindakan tentang hal-hal penting apa yang perlu dilakukan untuk
mewujudkan visi.
- Siapa yangakan melakukan apa, bagaimana dan kapan?
- Bagaimana mengukur kemajuan dan melanjutkan Langkah?
- Bagaimana agar setiap orang dan komunitas sekoalh dapat secara informal melakukan improvisasi dan berkontribusi membantu terwujudnya perubahan
- Apa langkah-langkah keci (baik berurutan atau simultan) yang diperlukan?
- Apa satu langkah besar (inovatif, berani, terobosan) yang dapat dilakukan untuk memperbesar terwujudnya perubahan?
A = Atur Eksekusi: memutuskan
langkah-langkah yang akan diambil, siapa yang akan terlibat, bagaimana
strateginya, dan aksi lainnya demi mewujudkan visi perlahan-lahan.
- Siapa yang akan terlibat untuk mewujudkan rencana?
- Bagaiman mereka mengkomunikasikan dan melaporkan kemajuan? Kepada siapa?
- Siapa yang bertanggung jawab? Siapa yang akan segera menindaklajuti/memberikan umpan balik suatu laporan
- Siapa yang akan memonitor batas waktu?
Saya tertarik mencoba pendekatan IA
ini dengan mengikuti tahapan BAGJA-nya (baca: bahagia) dalam mewujudkan
visi saya untuk murid-murid saya. Saya percaya bahwa pendekatan positif akan
membuahkan hasil yang luar biasa. Ini akan menjadi kebiasaan baru saya. Informasi
Pendekatan IA dan Tahapan BAGJA ini akan sangat membantu saya dalam peran saya
sebagai Guru Penggerak nantinya. Penerapan Pendekatan IA ini bisa dilihat di sini.
Salam Guru Penggerak!
No comments:
Post a Comment