Saturday, June 25, 2022

Aksi Nyata Modul 3.3. Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid

Aksi Nyata Modul 3.3. by Lindon Siregar

PERISTIWA (FACT)

Latar Belakang

Sebelum merancang sebuah program yang berdampak pada murid, seorang CGP harus mampu memetakan potensi yang dimiliki oleh sekolah. Penerapan Asset-Based Community Development (ABCD) atau Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA) memungkinkan guru untuk mewujudkan perubahan di sekolahnya. Pendekatan ini mendorong guru untuk menggali aset atau kekuatan atau potensi yang dimiliki sekolahnya. Dengan fokus untuk memberdayakan aset yang dimiliki, maka kelemahan menjadi tidak relevan lagi, sehingga tujuan pun dapat dicapai.

Yang paling kami banggakan dari sekolah kami adalah bahwa sekolah kami merupakan sekolah kejuruan yang memiliki empat (4) program keahlian yang sangat bermanfaat bagi masyarakat di sekitar kami, yaitu Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH), (Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian (APHP), Bisnis Konstruksi dan Properti (BKP), Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ). Artinya, siswa kami memiliki keberagaman bakat dan minat. 


Yang paling kami banggakan dari murid-murid kami adalah bahwa mereka sangat senang mengerjakan proyek, berperan aktif dalam kegiatan kerohanian, kesenian dan olahraga. Sejak pandemi melanda negeri, hal ini menjadi luput dari perhatian sekolah. Saatnya sekolah memberi wadah bagi murid-murid untuk berkarya melalui bakat dan minat mereka. 


Sebelum pandemi, sekolah memang sudah pernah merancang dan melaksanakan program di mana siswa bebas mengekspresikan bakat dan minat mereka, namun program itu belum sepenuhnya menumbuhkembangkan kepemimpinan murid. Di dalam perencanaan dan pelaksanaannya, guru masih memegang kendali penuh atas program itu.


Melalui program sekolah yang diprakarsai oleh CGP ini, diharapkan kepemimpinan murid ditumbuhkembangkan guna mencapai profil pelajar Pancasila melalui mengekspresikan bakat dan minat mereka.


Di sini, CGP memprakarsai sebuah program “BIMA SAKTI” yang merupakan akronim dari Bina Minat Semangatkan Hati. Tajuk Bima Sakti bukan secara kebetulan dijadikan sebagai nama dari program ini. Berangkat dari pemahaman bahwa siswa memiliki kodrat masing-masing dengan segala potensi yang dimiliki, saatnya sekolah menjadi rumah bagi pengembangan bakat dan minat anak yang beragam itu. Minat dan bakat merupakan potensi yang dimiliki oleh seseorang sebagai bawaan sejak lahir, inilah kodrat yang dimiliki anak. Setiap anak memiliki bakat dan minat yang berbeda-beda. Galaksi Bima Sakti adalah rumah untuk tata surya kita, di mana terdapat planet-planet dengan karakteristik masing-masing namun itulah yang membuat tata surya tetap harmonis. Galaksi itu ibarat sekolah, yang merupakan rumah bagi anak dengan berbagai keunikan bakat dan minat masing-masing, dan planet itu ibarat anak. 


Oleh karena itu, penting untuk sekolah juga mengapresiasi bakat dan minat anak tersebut selain kemampuan akademiknya sehingga bakat/minat itu tidak hanya sebatas potensi, namun benar-benar teraktualisasi di lingkungan yang mendukung tumbuh kembang bakat dan minat itu sendiri. 


Dengan aset yang dimiliki sekolah yaitu kepala sekolah, wakasek dan wali kelas yang kolaboratif, murid yang tertarik mengekspresikan diri melalui seni dan olahraga, lapangan yang luas dan sarana prasarana pendukung lainnya, dan warisan budaya akan mendukung jalannya program ini.


Melalui Program BIMA SAKTI (Bina Minat Semangatkan Hati) sekolah menumbuhkembangkan lingkungan yang melatih murid untuk menerima dan memahami kekuatan diri, sesama, serta masyarakat dan lingkungan di sekitarnya . 


Melalui program ini pula, suara, pilihan dan kepemilikan murid didorong guna menumbuhkembangkan kepemimpinan murid dengan cara melibatkan murid dalam kegiatan ini secara langsung, memberi kebebasan bagi murid untuk berekspresi sesuai bakat dan minatnya serta mengatur bagaimana jalannya kegiatan.

Yang Dilakukan pada Aksi Nyata, Alasan Melaksanakan Aksi Nyata Tersebut, dan Hasilnya

Untuk memprakarsai perubahan melalui program sekolah yang berdampak pada murid ini, CGP melakukan aksi nyata sesuai dengan Tahapan BAGJA:

Melakukan curah pendapat dengan murid terkait Program Sekolah yang Berdampak pada Murid



Untuk mengetahui program seperti apa yang bisa dilakukan di sekolah guna menumbuhkembangkan kepemimpinan murid serta mencapai Profil Pelajar Pancasila, CGP perlu melakukan curah pendapat dengan murid. Hal ini dilakukan untuk sebagai tindakan untuk menjawab pertanyaan sesuai dengan manajemen perubahan yang ingin diprakarsai oleh CGP. Pertanyaan itu berupa:
  1. Apa yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan kemandirian, kreativitas dan gotong royong murid guna mampu menerima dan memahami kekuatan diri, sesama, serta masyarakat dan lingkungan di sekitarnya.
  2. Apa pengalaman yang menyenangkan yang dialami murid saat menampilkan bakat dan minatnya?
  3. Bakat dan minat apa saja yang dimiliki anak saat ini?
  4. Bagaimana perasaan saya apabila bakat dan minat saya diapresiasi?
  5. Apa yang penting dilakukan agar bakat dan minat saya diapresiasi?
  6. Apa langkah-langkah untuk menyiapkan program apresiasi bakat dan minat murid?
  7. Kegiatan seperti apa yang akan ada dalam program tersebut?
  8. Bagaimana pelaksanaannya?
Hal ini dilakukan juga untuk melibatkan suara, pilihan dan kepemilikan murid atas program sekolah.

Hasilnya adalah diperolehnya jawaban atas pertanyaan tersebut sehingga program yang dapat dilakukan dapat diputuskan bersama yaitu Program Sekolah Bima Sakti (Bina Minat Semangatkan Hati).

Mengkomunikasikan rencana Program Sekolah dengan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan





Untuk mampu mengelola program sekolah yang berdampak pada murid, CGP harus memperluas lingkaran pengaruhnya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membangun relasi, komunikasi, kolaborasi dan koordinasi dengan komunitas sekolah. Dalam hal program sekolah yang direncanakan, tidak lepas dari kendali Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan. CGP melakukan diskusi dengan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan terkait rencana Program Sekolah "Bima Sakti". Dengan melakukan hal ini, program sekolah yang diprakasrsai oleh CGP dapat terlaksana dengan baik. Program Bima Sakti ini terpikir oleh CGP juga karena sudah memetakan aset yang dimiliki sekolah, salah satunya yaitu Wakil Kepala Sekolah yang kolaboratif dan berpihak pada murid. Hasilnya, beliau mendukung jalannya program dengan sangat antusias. Bahkan beliau selalu menayangkan kegiatan tersebut di platform media sosial sekolah. Hasilnya, ada salah satu kegiatan yang ditayangkan dalam siaran langsung melalui media sosial sekolah yang sudah ditonton oleh ribuan netizen dan sudah dibagi sebanyak 938 kali.

Melakukan curah pendapat dan diskusi dengan OSIS terkait Program Sekolah



Setelah melakukan curah pendapat dengan murid di kelas sebagai tindakan untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang sudah disusun di Tahapan BAGJA, CGP melakukan curah pendapat dan diskusi dengan OSIS sebagai perwakilan seluruh siswa. Curah pendapat dilakukan sebagai tindakan untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan:
  1. Siapa saja yang akan dilibatkan dalam mewujudkan rencana ini?
  2. Apa saja peran masing-masing murid?
  3. Berapa lama dan kapan kita akan mulai mewujudkannya?
Hal ini juga dilakukan sebagai tindakan untuk melibatkan suara, pilihan dan kepemilikan murid atas program ini.

Hasilnya adalah adanya ide untuk membentuk tim kerja dan pembagian peran serta kapan program ini akan dimulai.

Membentuk Tim Kerja



Setelah melakukan curah pendapat dan diskusi dengan anggota OSIS, maka saatnya membentuk Tim Kerja. Tim ini terdiri dari koodinator, tim logistik dan tim dokumentasi. Koordinator bertugas untuk membuat jadwal kegiatan. Tim Logistik bertugas untuk menyiapkan sarana dan prasarana yang sudah tersedia di sekolah pada saat kegiatan. Tim Dokumentasi bertugas untuk melakukan rekaman video atau jepretan foto saat kegiatan. Tugas dan peran ini ditentukan oleh mereka sendiri sebagai tindakan CGP dalam melibatkan suara, pilihan dan kepemilikan murid atas porgram sekolah.

Mensosialisasikan Program Sekolah ke Warga Sekolah





Sebelum melaksanakan program sekolah, perlu melakukan sosialisasi terkait program sekolah yang akan dilaksanakan. Sebelum mensosialisasikan program sekolah, CGP juga perlu melakukan sosialisasi visi dan misi sekolah yang berpihak pada murid. Hal ini perlu dilakukan supaya seluruh warga sekolah memahami latar belakang dan tujuan dari program ini dilakukan sehingga diharapkan program ini berjalan dengan baik sesuai dan berhasil mencapai tujuan program. Hasilnya adalah warga sekolah mendukung program ini dengan rasa antusias.

Melaksanakan Program Sekolah "Bima Sakti"

Dalam pelaksanaan program ini, sekolah memberi kesempatan bagi murid untuk menampilkan kegiatannya sesuai dengan bakat dan minat mereka. Sesuai dengan hasil pemetaan aset sekolah, modal manusia yaitu murid memiliki keberagaman bakat dan minat khususnya dalam bidang kesenian, olahraga, kerohanian. Namun, ada juga beberapa siswa yang menunjukkan ketertarikannya akan bahasa. Melalui program ini, sekolah memberi kebabasan kepada murid untuk berani menampilkan bakat dan minatnya di lapangan sekolah saat apel pagi untuk disaksikan dan diapresiasi semua warga sekolah. Suara, pilihan dan kepemilikan murid benar-benar dilibatkan dalam pelaksanaan program sekolah ini.

Hasil dari aksi nyata ini adalah siswa merasa antusias mengikuti program ini. Hal ini dapat dilihat dari keaktifan mereka untuk terlibat dalam progra ini melalui penampilan bakat dan minat mereka. Mereka menentukan sendiri apa yang akan mereka tampilkan, mereka secara mandiri latihan, berkolaborasi dan berkreasi, serta menampilkan bakat-bakat yang sangat luar biasa.

PERASAAN (FEELING)

Perasaan saya saat merencanakan aksi nyata ini adalah merasa tertantang. Saya merasa ini bukanlah sesuatu yang mudah namun bukan juga tidak mungkin. Saya tetap optimis dan fokus pada kekuatan yang sudah dimiliki.

Perasaan saya ketika menjalankan semua aksi nyata itu adalah merasa antusias. Saya merasa bersemangat karena ternyata dengan fokus pada kekuatan yang dimiliki itu, perubahan yang diprakarsai itu menjadi pasti. Saya juga merasa bahagia karena hasilnya menurut saya luar biasa. Fokus pada kekuatan yang dimiliki itu ternyata memberi dampak yang sangat luar biasa. Saya merasa terharu dengan pencapaian ini. Secara tidak sadar, murid-murid sudah didorong untuk menjadi mandiri, kreatif, bergotong royong dan berkebhinnekaan global. Tentu inilah yang menjadi harapan saya melalui terlaksanya program ini.

PEMBELAJARAN (FINDING)

Pembelajaran yang didapat dari pelaksanaan keseluruhan aksi yang sudah dilakukan adalah:

  1. Fokus pada kekuatan yang dimiliki. Ternyata dengan fokus pada aset/sumber daya/kekuatan/potensi yang dimiliki, prakarsa perubahan itu menjadi sesuatu yang sangat mungkin, bukan lagi mustahil.
  2. Untuk menjalankan program sekolah, saya menyadari pentingnya kolaborasi dengan semua warga sekolah.
  3. Setiap melakukan kegiatan diperlukan refleksi. Dengan melakukan refleksi, saya mendapat umpan balik dari berbagai pihak untuk perbaikan program ini ke masa yang akan datang.
  4. Di dalam pelaksanaan program ini perlu adanya manajemen resiko sehingga saya bisa melakukan tindakan untuk meminimalisir kemungkinan resiko yang timbul.
  5. Selama melaksanakan program perlu adanya monitoring dan evaluasi program sehingga proses berjalannya program sesuai dengan tujuan.

PENERAPAN KE DEPAN (FUTURE)

Rencana perbaikan untuk pelaksanaan di masa mendatang:

  1. Mendorong siswa untuk menggali bakat dan minat yang dimiliki dengan melibatkan guru yang merupakan aset yang dimiliki sebagai sumber belajar non akademik bagi siswa.
  2. Mencoba menghubungkan bakat dan minat siswa dalam proses pembelajaran di kelas sehingga melalui bakat dan minat itu, mereka juga dapat meningkatkan kemampuan akademik mereka.
Salam Penggerak ...



No comments:

Post a Comment

Lokakarya 7 Program Pendidikan Guru Penggerak (PGP) Angkatan 4

Lokakarya 7 Program Pendidikan Guru Penggerak (PGP) Angkatan 4 yang mengusung tema Festival Panen Hasil Belajar di Kabupaten Humbang Hasundu...