Konsep Pengambilan dan Pengujian Keputusan
Untuk memandu kita dalam mengambil keputusan dan menguji keputusan yang akan diambil
dalam situasi dilema etika ataupun bujukan moral yang membingungkan, ada 9 langkah yang
dapat Anda lakukan.
1. Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan
Mengapa langkah ini penting untuk Anda lakukan? Pertama, penting bagi kita
untuk mengidentifikasi masalah yang sedang kita hadapi, alih-alih langsung
mengambil keputusan tanpa menilainya dengan lebih saksama. Kedua, penting bagi
kita untuk memastikan bahwa masalah yang kita hadapi memang betul-betul
berhubungan dengan aspek moral, bukan sekedar masalah yang berhubungan dengan
sopan santun dan norma sosial. Tidak mudah untuk bisa mengenali hal ini. Kalau
kita terlalu berlebihan, kita bisa terjebak dalam situasi seolah-olah kita
terlalu mendewakan aspek moral, sehingga kita akan mempermasalahkan
kesalahan-kesalahan kecil. Sebaliknya bila kita terlalu permisif, maka kita
bisa menjadi apatis dan tidak bisa mengenali aspek-aspek permasalahan etika
dalam masalah yang sedang kita hadapi.
2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi
ini. Bila kita telah mengenali bahwa ada masalah moral di situasi yang sedang
kita hadapi, pertanyaannya adalah dilema siapakah ini? Bukan berarti kalau
permasalahan tersebut bukan dilema kita, maka kita menjadi tidak peduli. Karena
kalau permasalahan ini sudah menyangkut aspek moral, kita semua seharusnya
merasa terpanggil.
3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan
situasi ini. Proses pengambilan keputusan yang baik membutuhkan data yang
lengkap dan detail; apa yang terjadi di awal situasi tersebut, bagaimana hal
itu terkuak, apa yang akhirnya terjadi, siapa berkata apa pada siapa, kapan
mereka mengatakannya. Data-data tersebut penting karena dilema etika tidak
bersifat teoritis, namun ada faktor-faktor pendorong dan penarik yang
mempengaruhi situasi tersebut, sehingga data yang detail akan menjelaskan
alasan seseorang melakukan sesuatu dan bisa juga mencerminkan kepribadian
seseorang dalam situasi tersebut. Kita juga harus bisa menganalisis hal-hal apa
saja yang potensial yang bisa terjadi di waktu yang akan datang.
4.
Pengujian benar atau salah
- Uji Legal - Pertanyaan penting di uji ini adalah
apakah ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi itu? Bila jawabannya adalah
iya, maka situasi yang ada bukanlah antara benar lawan benar (dilema etika),
namun antara benar lawan salah (bujukan moral). Keputusan yang harus diambil
dalam situasi adalah pilihan antara mematuhi hukum atau tidak, dan keputusan
ini bukan keputusan yang berhubungan dengan moral.
- Uji Regulasi/Standar Profesional - Bila situasi
yang dihadapi adalah dilema etika, dan tidak ada aspek pelanggaran hukum di
dalamnya, mari kita uji, apakah ada pelanggaran peraturan atau kode etik di
dalamnya. Konflik yang terjadi pada seorang wartawan yang harus melindungi
sumber beritanya, seorang agen real estate yang tahu bahwa seorang calon
pembeli potensial sebelumnya telah dihubungi oleh koleganya? Anda tidak bisa
dihukum karena melanggar kode etik profesi Anda, tapi Anda akan kehilangan
respek sehubungan dengan profesi Anda.
- Uji Intuisi - Langkah ini mengandalkan tingkatan
perasaan dan intuisi Anda dalam merasakan apakah ada yang salah dengan situasi
ini. Apakah tindakan ini mengandung hal-hal yang akan membuat Anda merasa
dicurigai. Uji intuisi ini akan mempertanyakan apakah tindakan ini sejalan atau
berlawanan dengan nilai-nilai yang Anda yakini. Walaupun mungkin Anda tidak
bisa dengan jelas dan langsung menunjuk permasalahannya ada di mana. Langkah
ini, untuk banyak orang, sangat umum dan bisa diandalkan untuk melihatdilema
etika yang melibatkan dua nilai yang sama-sama benar.
- Uji Publikasi - Apa yang Anda akan rasakan bila
keputusan ini dipublikasikan di media cetak maupun elektronik dan menjadi viral
di media sosial. Sesuatu yang Anda anggap merupakan ranah pribadi Anda
tiba-tiba menjadi konsumsi publik? Coba Anda bayangkan bila hal itu terjadi.
Bila Anda merasa tidak nyaman kemungkinan besar Anda sedang menghadapi benar
situasi benar lawan salah atau bujukan moral.
- Uji Panutan/Idola - Dalam langkah ini, Anda akan
membayangkan apa yang akan dilakukan oleh seseorang yang merupakan panutan
Anda, misalnya ibu Anda. Tentunya di sini fokusnya bukanlah pada ibu Anda,
namun keputusan apa yang kira-kira akan beliau ambil, karena beliau adalah
orang yang menyayangi Anda dan orang yang sangat berarti bagi Anda.
Yang perlu dicatat dari kelima uji
keputusan tadi, ada tiga uji yang sejalan dengan prinsip pengambilan keputusan
yaitu: Uji Intuisi berhubungan dengan berpikir berbasis peraturan (Rule-Based
Thinking) yang tidak bertanya tentang konsekuensi tapi bertanya tentang
prinsip-prinsip yang mendalam. Uji publikasi, sebaliknya, berhubungan dengan berpikir
berbasis hasil akhir (Ends-Based Thinking) yang mementingkan hasil akhir. Uji
Panutan/Idola berhubungan dengan prinsip berpikir berbasis rasa peduli (Care-Based
Thinking), dimana ini berhubungan dengan golden rule yang meminta Anda
meletakkan diri Anda pada posisi orang lain. Bila situasi dilema etika yang
Anda hadapi, gagal di salah satu uji keputusan tersebut atau bahkan lebih dari
satu, maka sebaiknya jangan mengambil resiko membuat keputusan yang
membahayakan atau merugikan diri Anda karena situasi yang Anda hadapi bukanlah
situasi moral dilema, namun bujukan moral.
5. Pengujian Paradigma Benar lawan Benar. Dari
keempat paradigma berikut ini, paradigma mana yang terjadi di situasi yang
sedang Anda hadapi ini?
- Individu lawan masyarakat (individual vs community)
- Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
- Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
- Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)
Pentingnya mengidentifikasi paradigma ini, bukan hanya mengelompokkan
permasalahan, namun membawa penajaman bahwa situasi yang Anda hadapi betulbetul
mempertentangkan antara dua nilai-nilai inti kebajikan yang sama-sama penting.
6.
Melakukan Prinsip Resolusi Dari 3 prinsip
penyelesaian dilema, mana yang akan dipakai?
- Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based
Thinking)
- Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based
Thinking)
- Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based
Thinking)
7. Investigasi Opsi Trilema Dalam mengambil
keputusan, seringkali ada 2 pilihan yang bisa kita pilih. Terkadang kita perlu
mencari opsi di luar dari 2 pilihan yang sudah ada. Kita bisa bertanya pada
diri kita, apakah ada cara untuk berkompromi dalam situasi ini. Terkadang akan
muncul sebuah penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya yang bisa
saja muncul di tengah-tengah kebingungan menyelesaikan masalah. Itulah yang
dinamakan investigasi opsi trilema.
8. Buat Keputusan Akhirnya kita akan sampai pada
titik di mana kita harus membuat keputusan yang membutuhkan keberanian secara
moral untuk melakukannya.
9. Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan Ketika
keputusan sudah diambil. Lihat kembali proses pengambilan keputusan dan ambil
pelajarannya untuk dijadikan acuan bagi kasus-kasus selanjutnya. Perlu kita
ingat bahwa 9 langkah pengambilan keputusan ini adalah panduan, bukan sebuah
metode yang kaku dalam penerapannya. Pengambilan keputusan ini juga merupakan
keterampilan yang harus diasah agar semakin baik. Semakin sering kita berlatih
menggunakannya, kita akan semakin terampil dalam pengambilan keputusan. Hal yang
penting dalam pengambilan keputusan adalah sikap yang bertanggung jawab dan
mendasarkan keputusan pada nilai-nilai kebajikan universal.
Contoh penerapan 9 Langkah Pengambilan dan Pengujian Keputusan
Artikel disarikan dari Buku “How Good People Make Tough Choices: Resolving the Dilemmas of
Ethical Living, Rusworth M.Kidder, 1995, USA: HarperCollins Publishers