Tuesday, May 10, 2022

Pembentukan Komunitas Praktisi SMKN 1 Lintongnihuta


Guru sebagai pendidik profesional memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatkan mutu pembelajaran yang bermuara pada peningkatan mutu lulusan. Efektifitas penyelenggaraan pendidikan sangat terkait erat dengan keberhasilan guru dalam melakukan pendampingan terhadap peserta didik. Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP) merupakan salah satu langkah strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK)dalam upaya menggerakkan ekosistem pendidikan serta stimulator dan mediator berbagai praktik baik yang dilakukan guru. Sebagai seorang Calon Guru Penggerak, saya harus menjalankan peran saya dengan baik. Salah satu peran yang harus saya lakukan adalah Menggerakkan Komunitas Praktisi.

Komunitas praktisi merupakan strategi pelengkap bagi pengembangan profesi yang berkelanjutan. Konsep Komunitas Praktisi sudah banyak diterapkan oleh berbagai profesi dan penting pula diterapkan oleh para aktor utama dalam pendidikan yaitu guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah. Istilah Komunitas Praktisi diperkenalkan oleh Etienne Wenger dalam bukunya Community of Practice. Ia mengatakan bahwa Komunitas Praktisi adalah 

“Sekelompok individu yang memiliki semangat dan kegelisahan yang sama tentang praktik yang mereka lakukan dan ingin melakukannya dengan lebih baik dengan berinteraksi secara rutin” (Wenger, 2012). 

Praktik yang dimaksud bergantung pada konteks peran sehari-hari anggota komunitas praktisi. Praktik dalam Komunitas Praktisi Guru dapat berupa praktik mengajar dan interaksi dengan murid atau orang tua. 



Komunitas praktisi memberikan wadah bagi para guru untuk belajar dan berpartisipasi dalam pengembangan diri mereka. Interaksi dan dialog antara anggota komunitas dapat berupa berbagi kekhawatiran, masalah, dan praktik baik untuk direfleksikan bersama-sama. Dengan begitu, anggota komunitas dapat saling dukung untuk mandiri dan berdaya memenuhi kebutuhan profesionalismenya. Maka, pent ing bagi semua anggota komuni tas untuk berkontribusi dan memanfaatkan semua aktivitas di dalam komunitas. Saat ini, pelatihan Guru selalu menjadi strategi utama untuk pengembangan profesional, padahal berbagai riset membuktikan bahwa pelatihan tidak cukup untuk memberikan perubahan pada praktik mengajar guru. Pelatihan memiliki banyak keterbatasan untuk bisa kontekstual menyasar langsung kebutuhan guru. Saat pelatihan, Guru mendapat pengetahuan dan keterampilan baru yang dapat diimplementasikan di kelas, namun biasanya setelah penerapan, tantangan-tantangan baru terhadap praktik baru juga akan muncul dan tantangan tersebut belum pernah dibahas sebelumnya di kelas pelatihan. Komunitas Praktisi memberikan ruang bagi guru untuk mendiskusikan dan mencari solusi atas tantangan tersebut sehingga semangat guru untuk menerapkan hasil pelatihan tidak luntur. 

Sebagai Calon Guru Penggerak, saya memprakarsai pembentukan Komunitas Praktisi di sekolah di mana saya bertugas. Untuk perekrutan anggota, saya melakukannya dengan cara mengajak rekan guru berdiskusi supaya saya bisa menegetahui apakah guru tersebut memiliki semangat dan kegelisahan yang sama dengan saya tentang praktik yang kami lakukan dan ingin melakukannya dengan lebih baik dengan berinteraksi secara rutin. Akhirnya saya berhasil merekrut 15 orang guru menjadi anggota komunitas praktisi ini. 


Pada pertemuan perdana ini, saya merasa perlu menyamakan paradigma kami tentang siapa itu guru. Saya mengajak mereka untuk memiliki paradigma Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan dan pengajaran, salah satunya adalah guru berhamba pada murid. Dengan memiliki paradigma yang sama seperti ini, maka saya yakin tujuan kami membentuk komunitas praktisi ini akan tercapai nantinya.






Selanjutnya, saya mencoba memaparkan lebih lajut terkait apa itu komunitas praktisi, apa tujuan dan perannya dan apa saja aktivitas di dalamnya.





Selanjutnya, kami membentuk susunan kepengurusan komunitas untuk dicantumkan dalam Surat Keputusan yang akan dikeluarkan oleh Kepala Sekolah tentang Pembentukan Komunitas Praktisi SMKN 1 Lintongnihuta ini.




Selanjutnya, saya mengajak rekan guru membentuk  keyakinan komunitas kami yang akan menjadi nilai-nilai yang kami pegang selama berada di dalam komunitas praktisi. Kami juga menyepakati bersama pertemuan rutin yang akan kami adakan nantinya.


Di pertemuan perdana ini, saya mulai menganalisis kebutuhan belajar anggota dengan cara melakukan curah pendapat. Selanjutnya kami menyepakati siapa yang enjadi koodinator, tim dokumentasi, tim logistik, dan nara sumber untuk pertemuan berikutnya.


Salam Penggerak ...









No comments:

Post a Comment

Lokakarya 7 Program Pendidikan Guru Penggerak (PGP) Angkatan 4

Lokakarya 7 Program Pendidikan Guru Penggerak (PGP) Angkatan 4 yang mengusung tema Festival Panen Hasil Belajar di Kabupaten Humbang Hasundu...